Dangerous Liaison
Bagi sebagian orang hari minggu adalah hari yang tepat untuk bepergian dengan santai, begitu juga dengan saya. Pagi itu saya memulai aktivitas dengan menyetop angkot untuk keliling kota. Angkot baru berisi 3 orang penumpang, belum saya sampai di kursi untuk duduk angkot tadi sudah tancap gas. Aih mak mau kemana bang, rit yang dibelakang juga tidak rapat. Tidak lama saya duduk saya kembali dikejutkan oleh aksi abang yang mengerem mendadak, spontan saya berpegangan pada mbak yang disebelah. Full doa sepanjang perjalanan apalagi melihat aksi si abang menerobos kerumunan acara gerak jalan. Ya inilah pengalaman saya menggunakan moda transportasi di tanah kelahiran para penguasa lalulintas ibukota jakarta.
Such a thrill experience, bagus untuk yang terburu-buru, tapi rugi buat yang mau lihat-lihat dan menikmati kota Medan. Bila dibandingkan populasi angkot Medan dengan angkot Bogor bolehlah dikatakan berimbang. Tapi dengan kondisi pengendara yang frekuensi rata-rata menekan klaksonnya 3 kali lipat jakarta dan gelap mata di lampu merah membuat lalu lintas kota Medan jadi sangat meriah.
Lalu ada juga Betor alias Becak Bermotor yang turut menyemarakkan perjalanan ini. Bila ada pameo “Hanya Tuhan dan supirnya yang tau kemana Bajaj akan belok” maka syukurilah hal tersebut. Setidaknya kecepatan Bajaj tidaklah terlalu laju dan dimensinya lebih irit dibandingkan Betor ini. Merasa Betor adalah salah satu icon wisata kota Medan, kadang pengemudinya agak jual mahal ke orang yang dianggapnya sebagai turis. Seru kadang mendengar seruan “Bah, mana bisaa 10 ribu dari Simpang Raya sampai Merdeka”
Walaupun kondisi jalan semrawut, untung saja banyak jalan lebar yang searah di Medan, jadi dampaknya tidak terlalu parah. Tulisan ini dibuat karena saya selalu salah jurusan dan sok yakin bahwa angkot ini trayeknya dekat saja tapi ternyata trayeknya jauh. Jadi pastikan mental anda siap. Untuk angkot jauh dekat 3000 rupiah, sedangkan Betor getok saja duluan sebelum digetok tarifnya terlebih dahulu oleh abangnya, yang penting kita terlihat tahu jurusan dengan menyebut nama jalan secara spesifik.
jadi pendatang lebih baik jangan naik betor dulu ya. π
Ya gpp kapan lagi naik betor kalau nggak di medan
Jalan kaki lebih enak kayanya:D
Iya bener.. Trotoar disana gede dan ga ada kaki lima nya
nice info, semoga bulan depan jadi ke Medan π
Amin.. Ditunggu foto-fotonya nanti
Tapi paling aman ya naik betor itu lah. Kalau naik angkot, bingung sama penomorannya. π
udah nomernya kecil-kecil.. jurusannya juga kadang nggak ditulis π
alhasil ya jadi sering nyasar… tapi kalo nggak nyasar nggak ada cerita
hahahaha..iyaaaa..tapi bikin panik juga! hahahaha… jadi ingat dulu nyasar keluar jauuuh dari kota Medan. Efek malu bertanya ya jalan-jalan akhirnya. :p
medan tambah ramai ya? perlu headset biar telinga gak tulis sama klakson2.
Hahaha.. kalau suara klaksonnya lembut sih baik-baik saja.. tapi gara2 terlalu sering dipakai jadinya suaranya pecah, sember, dan kencang π
ada anak regge nggak? kalo ada mereka suka modif vespa jadi aneh2 terus kalksonnya sama knalpotnya nyobek2 telinga.
belum ke medan kalo belum mendengar kata2 ‘ajaib’ yang mucul dari mulut pengendara bentor / labi-labi di medan …