Dangerous Liaison

angkutan kota - Aditya Wardhana (8)

Bagi sebagian orang hari minggu adalah hari yang tepat untuk bepergian dengan santai, begitu juga dengan saya. Pagi itu saya memulai aktivitas dengan menyetop angkot untuk keliling kota. Angkot baru berisi 3 orang penumpang, belum saya sampai di kursi untuk duduk angkot tadi sudah tancap gas. Aih mak mau kemana bang, rit yang dibelakang juga tidak rapat. Tidak lama saya duduk saya kembali dikejutkan oleh aksi abang yang mengerem mendadak, spontan saya berpegangan pada mbak yang disebelah. Full doa sepanjang perjalanan apalagi melihat aksi si abang menerobos kerumunan acara gerak jalan. Ya inilah pengalaman saya menggunakan moda transportasi di tanah kelahiran para penguasa lalulintas ibukota jakarta.

Such a thrill experience, bagus untuk yang terburu-buru, tapi rugi buat yang mau lihat-lihat dan menikmati kota Medan. Bila dibandingkan populasi angkot Medan dengan angkot Bogor bolehlah dikatakan berimbang. Tapi dengan kondisi pengendara yang frekuensi rata-rata menekan klaksonnya 3 kali lipat jakarta dan gelap mata di lampu merah membuat lalu lintas kota Medan jadi sangat meriah.

angkutan kota - Aditya Wardhana (6)

Lalu ada juga Betor alias Becak Bermotor yang turut menyemarakkan perjalanan ini. Bila ada pameo “Hanya Tuhan dan supirnya yang tau kemana Bajaj akan belok” maka syukurilah hal tersebut. Setidaknya kecepatan Bajaj tidaklah terlalu laju dan dimensinya lebih irit dibandingkan Betor ini. Merasa Betor adalah salah satu icon wisata kota Medan, kadang pengemudinya agak jual mahal ke orang yang dianggapnya sebagai turis. Seru kadang mendengar seruan “Bah, mana bisaa 10 ribu dari Simpang Raya sampai Merdeka”

Walaupun kondisi jalan semrawut, untung saja banyak jalan lebar yang searah di Medan, jadi dampaknya tidak terlalu parah. Tulisan ini dibuat karena saya selalu salah jurusan dan sok yakin bahwa angkot ini trayeknya dekat saja tapi ternyata trayeknya jauh. Jadi pastikan mental anda siap. Untuk angkot jauh dekat 3000 rupiah, sedangkan Betor getok saja duluan sebelum digetok tarifnya terlebih dahulu oleh abangnya, yang penting kita terlihat tahu jurusan dengan menyebut nama jalan secara spesifik.

Iklan