Tenun Desa Sade
Siapa sih yang tidak senang diberi oleh-oleh kain tenun songket lombok. Kampung Sasak yang terus terus menjaga keaslian bangunan adat, merawat kesenian tradisonal, serta menjaga warisan tradisi leluhur mereka, bahkan tidak sedikit warganya yang tidak bisa bahasa Indonesia. Mereka menggantungkan hidup dari pertanian, sebagian pariwisata, dan kerajinan. Disini didemonstrasikan cara-cara menenun mulai dari persiapan hingga pengerjaannya dan inilah hasil pengamatan saya dan hasil tanya-tanya saya pada penduduk.
Bahan-bahan membuat kain tenun biasanya didapat dari alam. Menurut cerita, dulu kaum perempuan di desa ini bekerja mulai dari mencari kapas yang tumbuh liar dikebun-kebun, lalu dipintalnya menjadi benang. Proses membentuk kapas menjadi benang ternyata lumayan lama, kapas yang telah dipetik dijemur hingga kering, lalu dihaluskan dengan sebuah alat, dibentuk dengan cara menggulung menjadi benang, dan selanjutnya diberi pewarna alami dari tumbuhan. Misalnya pinang untuk memberi warna cokelat, kunyit untuk memberi warna kuning, kembang telang untuk memberi warna biru, dan angsana untuk memberi warna merah.
Setelah menjadi benang dan diberi pewarna saatnya mengelompokkan benang-benang tersebut sesuai corak yang dikehendaki kedalam semacam “cartrigde,” baru kemudian masuk ke alat tenun. Semakin mahal tentu saja motifnya semakin rumit dan pengerjaannya memakan waktu yang lama. Ada pula motif sakral bagi suku Sasak yaitu motif yang menggambarkan leluhur, seorang penenun harus berpuasa terlebih dahulu sebagai syarat. Sungguh usaha yang harus kita apresiasi sebetulnya. Sebagai gambaran untuk membuat selembar kain sarung misalnya, dibutuhkan berpuluh-puluh gulungan benang dan proses menenun yang lama, yakni sekitar satu bulan.
Hasilnya tentu saja adalah kerajianan yang indah dan kadang harus ditebus dengan harga tinggi. Walaupun saat dijajakan penjualnya bilang boleh ditawar, rasanya kok ya tidak tega karena tahu proses pembuatannya yang sulit. Jadilah saya ambil gelang dari sisa benang yang tidak terpakai sebagai imbalan saya mengambil foto saat mereka berkegiatan.
Wah. Nice info.
Berkesempatan melihat langsung cara nenun itu enak ya
Mereka rutin menenun kok.. kita coba pakai alat tenunnya juga boleh kok..
Main lah pak ke Lombok 😀
info teman katanya masih agak ‘mahal’ kalau ke sana
uwooo, senang sekalii dapet kain sade bonus gelang, ihik2 😀 tangkyuuh @wardhanaaditya
doain aja sering2 ke Lombok 😀
Nggak nyoba nenun lo?
Dulu waktu sma, pelajaran tata busana nilai saya kurang bagus pak..
jadi daripada ngerusak dagangan orang lebih baik saya nanya2 harga saja 😀
Haaaaaaa! Pret!
cantik!bangga!…..mau dwonk kaennya……… 😀
beuh langsung di todong
Wow, foto-fotonya luar biasa mas…
sampai detilnya tercaptured dengan sangat baik.
suka banget 🙂
salam mas,
ranselkosong.com
ah masih nggak ada apa2nya sama portrait mas
Cerita yang menarik dan fotonya juga keren…
thanks for sharing….
Hai mbak thx buat atensi nya
Perna nyobain tp ternyata ribet n susah banget 🙂