Pakuan Hill Man Open

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Kalo kata Om Iye, ini kelas Neraka. Selain jumlah lap paling banyak (7 lap), di kelas ini kita juga bisa menjajal kemampuan dengan para atlit-atlit muda daerah yang bertanding.

Jumlah peserta ada 32 orang, dan posisi start kita saling bersebelahan . Sprint awal dari titik start semua memulai dengan baik, jarak aman, dan masih bisa atur posisi tanpa saling sikut. Rombongan atlet udah pada ngacir semua, kita tinggal nempel nunggu ditarik-tarik. kira-kira setengah lap mulai terdengar teriakan “Trek trek”,  “Woi jangan nahan di tanjakan”,  “Kalo nggak kuat awas minggir” Ayo yg galak dong biar bisa ikut nyelak. Tapi lama -lama posisi kita mulai tertinggal dari peloton atlet. Yasudah yang penting gowes konstan saja. Di depan kita berdua rombongan depan udah cukup jauh, begitu juga rombongan belakang, cukup jauh ketinggalan dari kita.

Hingga beberapa lap posisi kita tidak berubah, sempet diteriakin tim kalo kita ada di posisi 15 dan 16. Memasuki lap berikutnya, kita dibalap satu pembalap berjersey hijau. Nengok ke belakang, kosong, praktis saat itu yang ada di pikiran untuk bisa bertahan di posisi tengah aja.

Sebelum tanjakan akhir, ntah sudah gowes hingga budeg, ntah gara-gara digodain waktu nanjak, saya tiba-tiba jatuh saat nanjak , untung tidak ada masalah yang berarti dan bisa langsung bangun terus lanjut lari tapi akhirnya menjelang tanjakan terakhir Rizal berhasil mendahului saya.

Sampe akhirnya di lap ke-5, perasaan udah nggak enak, di belakang rasanya ada yg neken, nengok ke belakang ada orang full ijo ijo, lho Pendi kok dibelakang berarti mau dioverlap dong. Begitu udah tertempel dia ngomong.. “ayo dit tarik gw” tapi memang lain dunia begitu disuguhi jalananan yang sedikit turun, dia langsung “yuk duluan dit”

Yasudah lah ikhlas saja menyelesaikan sampe garis finish, dan langsung putar arah ke zona feeding karena udah terusir dari lintasan.

Iklan